SEJARAH DESA CISADAP

Menurut sumber salah satu buku karangan H. Jaja Sukarja dan cerita orang tua yang dapat dipercaya serta merupakan seorang tokoh masyarakat Desa Cisadap bahwa pada jaman Penjajahan Belanda sekitar tahun 1806 yang pada waktu itu Negara kita dipimpin oleh seorang gubernur jenderal yang sangat terkenal akan kekejamannya yang bernama jenderal dendles, memerintahkan kepada para adipati  (sekarang Bupati) agar membentuk Desa-Desa disetiap Kadipaten (sekarang Kabupaten) untuk mempermudah koordinasi dalam menjalankan Pemerintahan di Kabupaten Galuh (sekarang Ciamis) yang pusat pemerintahannya di Imbanagara (sekarang) yaitu Raden Adipati Suryapraja (memerintah antara Tahun 1806-1811) dan sebagai kepala Desanya (waktu itu disebut Mantri luar) mengangkat orang-orang kepercayaan Adipati untuk ditempatkan sebagai Kepala Desa (Mantri luar).

Pada tahun 1811 Raden Adipati Suryapraja  wapat dan sebagai penggantinya yang memimpin Kadipaten Galuh yaitu Raden Adipati Natadikusuma, setelah kepemimpinan Raden Adipati Natadikusuma,dimana wilayah Kadipaten Galuh meliputi Ciamis, ciancang dan Banagara sementara untuk wilayah Banagara meliputi (sekarang) Sindangrasa, Linggasari, Benteng, Panyingkiran dan Cisadap. Kemudian untuk wilayah Cisadap dibagi menjadi dua desa yaitu pertama Desa Cibuni (sekarang Cibeunying) yang pusat desanya di Cibuni yang dipimpin oleh seorang kepala Desa bernama Wiranta Direja meliputi wilayah-Wilayah Cisadap, Cibuni dan Cibungkul. Yang kedua Desa Cibodas yang pusat Desanya di Cibodas meliputi wilayah Cibodas, selaawi dan puncakasih kepala Desanya bernama H.Rapi’I saudara dari Wiranta Direja. Konon ceritanya kedua desa ini disatukan/dijadikan satu desa pada waktu pemerintahan tersebut dan pusat Desanya pun dipindahkan ke Cisadap  sampai saat ini. Kemudian yang menjadi Kepala Desanya yaitu Wiranta Direja dan merupakan Kepala desa yang pertama sejak kedua wilayah desa dijadikan menjadi satu Desa.